Tuesday, June 14, 2011

Syukur itu dari mana saja

Selaluu saja, ada hal yang menambah rasa syukurku untuk-Mu Ya Rabbi. . .
Namun, tetap saja rasa syukur ku itu tak akan pernah cukup untuk membalas semua kasih sayang-Mu.


Melihat anak-anak , pengamen, peminta-minta di jalanan rasa nya hati ini trenyuh. Pikiran ku langsung berkelana kemana-mana. Bagaimana jika aku yang hidup seperti mereka? hiks, mungkin saja aku tak sanggup.

Dulu, memang aku terlahir di keluarga kurang mampu. Waktu aku lahir, bapak masih bekerja sebagai guru tidak tetap di suatu sekolah. Ibu mulai berhenti mengajar saat mengandungku. Menurut cerita, gaji bapak saat itu hanya Rp 60.000 per bulan (haaaa. . . bahkan uang saku ku saat ini lebih dari itu untuk seminggu dijogja).
Ketika aku kecil, aku hampir tidak pernah jajan. Ibu selalu berhasil membuatku tidak bertemu penjual jajanan :)

Aku ingat sekali pertama kali bapak punya sepeda motor, itu pemberian kakek ku dari jepara. Bahkan televisi pun hasil dari permintaan adek ku ke kakek. 

Hingga akhirnya bapak diangkat jadi PNS, ibu juga mulai membuka usaha kecil-kecilan.  Usaha roti ibu mulai berkembang, hingga kini setiap hari produksi tetap berjalan. 
Dari pengalaman menjual kursi tamu pemberian kakek, hingga menjual dipan tingkat pemberian kakek pula. Bapak pun mulai mengembangkan usaha meubel. 
Hingga sekarang rumah ku penuh meubel dan roti.

Betapa janji Allah itu sangat benar. Bahwa jika kita bersyukur kepada-Nya, Dia akan menambah nikmat untuk kita. Sekarang keluarga ku sudah berkecukupan. Ibu ga perlu lagi ngumpetin aku dan adek ku klo penjual jajanan lewat :)
Dan, hampir semua yang aku inginkan bisa aku peroleh. ^_^ Alhamdulillah.
Meski orang tua ku masih mampu mencukupi semua kebutuhan kami, aku tetap ingin berusaha mandiri. ^^

Terima kasih untuk semua yang menjadi inspirasi ku untuk tetap bersemangat dan tidak lupa untuk bersyukur. Dalam hati ku aku ingin sekali jadi kaya raya, kaya harta, kaya ilmu, dan yang terpenting kaya iman. Hingga suatu saat nanti aku dapat membantu anak-anak itu, seperti saudaraku sendiri, seperti anak ku sendiri. Aku ingin mereka mendapatkan pendidikan yang layak. Aku ingin mereka merasakan punya keluarga seperti yang aku punya.

Semoga Allah mengabulkan keinginan ku ini. ^_^
Amiiin. . .

2 comments:

[Bukan]ustadz said...

Alhamdulillah..
Jika kita bandingkan nikmat yg diberikan dengan syukur yg kita lakukan, mungkin perbandingannya setetes air dari lautan.

"Lain syakartum laaziidannakum, wa lain kafartum inna 'adzaabii lasyadiid"

Maka Nikmat Tuhanmu mana lagi yang kau dustakan

Qonita Al-Firdaus said...

:)

 
 

© Bluberry Template Copyright by Qonita Abdurohman Al Firdaus

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks