Friday, June 10, 2011

Belajar dari 4 Keluarga berbeda dalam satu hari

Mungkin ini adalah pengalaman pertama kali nya dalam 2 tahun aku mulai jadi tentor privat. Dalam satu hari aku pindah di 4 tempat yang berbeda untuk menemani murid-murid ku belajar. Aku harus benar-benar menyusun jadwal ku untuk bisa meluangkan waktu menemani mereka. Karena aku tak ingin pilih kasih ^^. Lelah dan hampir saja aku sakit di hari pertama. Tapi akhirnya semua itu bisa ku lewati dengan baik. Justru ada pelajaran yang berharga yang dapat kuambil.


4 murid yang berbeda, dan suasana keluarga yang berbeda pula. Aku dapat belajar dari masing-masing keluarga itu. Dan aku pun punya bayangan sendiri untuk membina keluarga ku nanti.

Keluarga yang pertama :
Murid ku adalah anak tunggal dari keluarga itu. Ayahnya adalah seorang seniman. Darah seni Ayahnya mengalir di darahnya. Meski masih SMP, dia adalah gitaris sebuah band indie di kota ini. Dia juga tak takut pada siapa pun selama dia benar (bahkan sama polisi pun dia berani) kereen yah ^^. 
Dia juga sering berantem (cowok gitu^^), tapi bukan asal berantem.
Meski dia kayak preman gitu, untungnya Mama nya gag pernah memarahinya tanpa bertanya dulu. Ya memang gitu, seorang ibu harus percaya pada anaknya. Mama nya juga bukan tipe ibu yang suka marah dengan teriak-teriak. Mama nya selalu mendukung kegiatan anaknya itu, tapi tetap mengawasi juga. Mengawasi bukan berarti membatasi dan mengekang. Menurut mama nya, dia itu tidak pernah langsung maen setelah pulang sekolah, selalu pulang dulu ke rumah. Meski anak band, dia tidak tahu mana yang boleh dan yang tidak, dia tidak merokok dan tidak mabuk-mabukan seperti yang sudah teman-temannya lakukan.
Tapi dari semua kelebihannya itu, dia tetap saja anak SMP yang masih butuh banyak belajar. Sepertinya guru-guru nya tidak terlalu mendukung karna dia sering membuat masalah di sekolah. Jadi dia masih belum punya greget untuk belajar. Malahan yang semangat untuk meminta les adalah mama nya.

Keluarga Kedua :
Anak ini anak sulung dari dua bersaudara. Dia punya adik laki-laki. Dia masih kelas 5 SD. Menurutku keluarganya sangat harmonis. Ibu nya selalu memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Ibu nya juga kreatif dan pinter masak. Jadi anak-anak jarang jajan di luar. Anak-anak juga betah dirumah karna ibu nya tu lembut dan tidak suka marah, bahkan marah pun tetep adeeem (hah?? koyo op ae) . Ketika les pun, anak itu memperhatikan pelajaran yang ku sampaikan. Seneng deh. Dia adalah murid favorit ku. ^^

Keluarga Ketiga :
Anak kelas 5 SD. Anak sulung dari 4 bersaudara. Anaknya pinter dan kreatif banget menurutku. Tapi sayang, suasana di dalam keluarganya menurut ku tidak nyaman untuk nya. Orang tua harus nya paham dengan kreatifitas anak dan cara belajar anak. Dia sering kena marah (tidak hanya dari mama nya, tapi dari kakak sepupu, dan orang-orang dirumah itu) karena sering maen-maen. Padahal menurut ku dia itu maen nya maen yang kreatif. Dan cara belajarnya bukan tipe yang belajar dengan diam dan memperhatikan seperti yang mama nya pengen. Dia belajar nya ya sambil beraktifitas. Tapi justru dia sering dapet kemarahan. Aku ga tega kalo dia sampe nangis karna di marahin tanpa sebab yang jelas. Aku juga seorang anak, dan aku juga ga mau dimarahin ga jelas seperti itu. Orang tua sebaiknya mendengar dan menghargai pendapat anak. Memahami keinginan anak. Agar anak bisa memahami keinginan mereka.
Keluarga keempat :
Dirumah ini aku hanya sering bertemu dengan murid ku dan 4 orang pembantu nya. Belum pernah sekalipun aku bertemu dengan orang tua nya. Mungkin orang tua nya adalah orang tua yang sibuk. Keperluan les aku atur sendiri dengan anaknya. Tidak seperti ketiga keluarga lainnya yang ibunya sering menghubungi aku. Sepertinya tidak ada masalah yang spesial dari keluarga ini. Anaknya sih mau memperhatikan pelajaran yang aku sampaikan. 


Hmmm,. dari referensi 4 keluarga diatas kira-kira aku dapat menyusun beberapa kriteria keluarga bahagia :
- Orang tua harus percaya pada anak, ketika anak salah sebaiknya tidak menyalahkan tapi memberi tahu apa yang harus diperbaiki.
- Orang tua sebaiknya menggunakan kalimat-kalimat positif ketika mendidik anak, hindari kata2 yang bersifat melarang, memarahi dan sebagai nya.
- Orang tua sebaiknya memperhatikan pendidikan anak-anaknya
- Ibu sebaiknya kreatif dan bisa masak
- Jadilah orang tua yang lembut
- Dengarkan dan hargai pendapat anak
- Pahami cara belajar anak
- Dukung kreatifitas dan bakat anak

- masih banyak kayaknya

Inti nya antara anak dan orang tua harus saling memahami. dan sebagai panutan, orang tua juga harus membantu anak untuk belajar memahami. ^^

Sepertinya itu dulu.
Monggo bagi yang mau nambahin ^__^

6 comments:

Hafiq said...

Ihda, aku mau mengkritik penulisan dulu ya, boleh kan? ada beberapa kali salah ketik nih:

1. pada kalimat, "Murid ku adalah anak tunggal dari keluarga itu. Ayahnya adalah seorang seniman, dan ayahnya adalah seorang seniman"
mengulang kalimat yang sama tuh ^^

2. di kalimat "Meski anak band, dia tidak tahu mana yang boleh dan yang tidak, dia tidak merokok dan tidak minum seperti yang sudah teman-temannya lakukan."
bukankah seharusnya "dia tahu mana yang boleh dan yang tidak, dia tidak merokok dan tidak minum minuman keras seperti.."
iya gak Da? ^^

3. untuk kalimat "Anak kelas 5 SD juga. Anak sulung juga,"
menurutku kalimat ini kurang enak dibaca karena mengulang kata yang sama dalam jarak dekat, aku ada saran perbaikan nih, diubah jadi "Anak ini masih kelas 5 SD dan anak sulung juga" atau "seperti pada keluarga kedua, anak ini juga masih kelas 5 SD dan anak pertama dari empat bersaudara"

sementara itu dulu Ihda, udah adzan Isya :) ntar aku lanjutin lagi baca-baca yang lain

Qonita Al-Firdaus said...

hehehe, iya mas. . .
makasih koreksinya, aq jg baru blajar. .
makasih uda bagi ilmu nya ^_^

Hafiq said...

terus untuk isinya, menurutku bagus banget Da, jarang-jarang ada ank muda yang peka dengan lingungan sekitar. bahkan kemudian bisa membuat kesimpulan dan mengambil pelajaran dari lingkungan tersebut.

sebenarnya, banyak sekali pelajaran dan hikmah yang bisa kita dapat di lingkungan, baik di kampus, jalan, di dalam bis/angkot, di mana pun lah, asalakn kita peka, kita akan memperoleh banyak pelajaran berharga.

selamat menjadi remaja yang peka dengan lingkungan sekitar

saya tunggu cerita-cerita selanjutnya ^^

Qonita Al-Firdaus said...

sebenernya banyak banget cerita2 yg terlintas dipikiran setiap ngapa2in, tp nulis nya itu mas. . . kadang g langsung ditulis jadi nya lupa. langsung nulis aja bingung. . :)

InsyaAllah di Oasis Hati ini mau tak isi pengalaman ku dan hikmah nya mas ^_^

Hafiq said...

sama dunk, waktu dalam perjalanan kepikiran mau nulis ini-itu, tapi gak mungkin megang pena dan kertas, apalagi buka laptop.

ee.....setelah di rumah, bingung mau nulis apa. ha ha ha

Qonita Al-Firdaus said...

iya ya, padahal banyaaaaaaak banget yang pengen ditulis,.
klo uda di depan laptop mala ilang semua yg mau ditulis. . . :)
yang penting tetep semangat yap. .

 
 

© Bluberry Template Copyright by Qonita Abdurohman Al Firdaus

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks